JADWAL SHOLAT SEMARANG

Kamis, 11 Juni 2009

RESENSI KETIKA CINTA BERTASBIH

Hari ini 11 Juni film fenomenal kedua dari sang maestro novelis Habiburrahman El Shirazy (Kang Abik) akan di launching serentak di 8 negara termasuk di lokasi syuting filmnya yaitu mesir. Kehadiran Film ini memberi nuansa religius yang sangat kental didunia perfilman Indonesia yang sejak kehadiran film AAC dunia film Indonesia menggeliat dari hibernasinya. Banyak film-film religi bermunculan di layar lebar seperti Syahadat Cinta, Perempuan berkalung sorban Dll. Entah hanya sekedar membebek atau dilandasi semangat dakwah yang sama. Namun kali ini begitu berbeda.
Film ini seakan begitu powerfull. Dibintangi Pemain-pemain utama yang terseleksi dengan begitu ketat. Dan pemeran pembantu yang sudah tidak diragukan lagi kualitasnya seperti Dedi Mizwar. Didi Petet dll. Serta Jalan cerita yang sangat humanis dengan tema yang akrab dan tidak mengada-ada. Mungkin inilah yang membuatnya menjadi film yang layak disaksikan oleh siapapun yang merindukan film berkualitas dan mengispirasi.
Setelah membaca bukunya saya ingin sedikit menyimpulkan tentang hikmah, pesan dan isyarat yang terkandung didalamnya. Antara lain :
Tokoh utama dari film ini berlatar belakang mahasiswa S1 jurusan Sejarah islam Universitas Al- Azhar Kairo Mesir yang sudah 9 tahun tidak juga lulus. Bukan karena Bodoh atau malas. Tapi kesibukannya sebagai pengusaha catering untuk bertahan hidup dan menghidupi Adik-adiknya yang masih membutuhkan biaya yang membuatnya menunda untuk menamatkan studinya. Alasannya saat ia lulus maka surat izin menetap di Mesir yang hanya berlaku selama dia menjalani studi di Al Azhar akan habis. Padahal pendapatannya di usaha cateringnya cukup besar dan dan dia sudah memiliki klien tetap di Cairo. Semua biaya itu masih ia perlukan untuk mencukupi semua kebutuhan keluarganya di Indonesia.
Selama ini prestasi seseorang hanya dinilai dari prestasi akademik semata. Tanpa memandang bagaimana kehidupan seseorang diluar kampus. Seorang mahasiswa dengan IPK dua koma yang membiayai kebutuhannya sendiri dan menghidupi keluarganya serta memiliki kegiatan lain yang bermanfaat diluar kampus menurut saya lebih berprestasi dibanding mahasiswa cumlaude tanpa kegiatan sampingan dan dibiayai 100% oleh orang tuanya.
Kisah Azzam tokoh utama dinovel KCB mengalami berbagai rintangan dalam memenuhi separuh agamanya ( menikah) dari melamar seorang gadis yang ternyata sudah dilamar oleh temanya sendiri sampai gadis pinangannya membatalkan pernikahannya karena kecelakaan yang dialami Azzam, tapi akhirnya Jodoh datang tanpa ia sangka-sangka. Hal ini mengandung pesan yang sama dengan kisah Siti Hajar yang berlari dari Bukit Sofa hingga Marwa tujuh kali tapi kemudian air mengalir dari dekat kaki Ismail AS. Bahwa Manusia hanya diwajibkan berusaha sekuat tenaga dan fikirannya/ Hasil kerja Dialah yang menentukan dari mana asalnya. Bukankah kita sering melihat seorang sarjana teknik yang melamar berkali-kali untuk pekerjaan yang sesuai dengan bidangnya tapi akhirnya malah diterima di Bank dan ia sukses dibidang itu.
Kita sering mendengar idiom Takdir di tangan Tuhan. Pernyataan itu banyak menyesatkan banyak manusia. Yang mengesankan bahwa sekeras-kerasnya manusia bekerja kalau takdirnya miskin ya tetap saja miskin. Dan semalas-malasnya manusia kalau takdirnya kaya maka tetap kaya. Tuhan menyimpan misteri Takdir agar manusia memiliki semangat untuk mengubahnya dengan berbagai usaha yang baik. Dengan kerja yang keras lagi cerdas. Namun tidak semua usaha yang dilakukan dengan baik dan benar akan berakhir dengan kesuksesan. Disitulah peran takdir, yaitu faktor “x” di penghujung usaha kita.
Kesuksesan seseorang tidak pernah terlepas dari orang-orang disekelilingnya. Dan kesuksesan sejati bukanlah keberhasilah kita semata di berbagai aspek kehidupan. Tapi bagaimana ilmu kesuksesan yang telah kita peroleh kita tularkan dan mampu mebuat orang lain sukses. Atau minimal kita ikut andil dalam kesuksesan orang lain. Seperti Husna adik Azzam yang merasa bahwa semua keberhasilannya dan prestasinya sebagai psikolog dan penulis terkenal tak bisa lepas dari dukungan dan perjuangan kakaknya Azzam. Begitupun Azzam yang merasa bahwa keluarganya adalah sumber kekuatan dan keberaniannya menapaki perjuangan hidup yang sangat berat di negeri orang.
Rasanya tak adil kalau kata “Cinta” tidak dibahas dalam resensi ini. Mengingat Cintalah yang mewarnai hidup manusia laksana pelangi yang mewarnai langit. Karena Cintalah maka Karya-karya Sastra hidup dan melegenda. Dan Judul novel ini adalah Ketika Cinta Bertasbih. Kisah cinta dinovel ini begitu dramatis dan sangat menguras airmata dan mengiris nurani. Bagaimana Furqan yang divonis Mengidap HIV setelah melamar Anna dilanda konflik batin, antara meneruskan atau membatalkan pinangannya. Dia kemudian memutuskan untuk tetap menikahi Anna demi nama baik keluarganya, namun setelah Menikah nuraninya bergejolak akankah dirinya tega menodai kesucian Istrinya dengan kotoran yang menjijikkan itu.
Kisah cinta Cut Mala dan Fadhil tidak kalah mengharukan. Kata orang memang sakit jika cinta ditolak. Tapi lebih sakit lagi jika cinta tak pernah terucap dan dia yang kita dicintai yang ternyata juga mencintai kita menikah dengan orang lain. Dan kita tahu cintanya pada kita disaat-saat menjelang akad nikahnya. Bagaimana jeritan nurani kita andai kita yang mengalami nasib sedemikian.
Film ini sangat tepat bagi siapa saja. Bagi muda-mudi untuk lebih memaknai apa arti cinta, bagi yang masih sendiri, mahasiswa kos-kosan bisa belajar tentang perjuangan hidup yang jauh dari pangkal namun penghujungnya belum juga belum terlihat. Untuk pasutri bisa memetik suri teladan tentang kearifan dan kebijaksanaan yang mendalam dari seorang orang tua kepada anak-anaknya. Untuk aktivis dakwah ini merupakan bahan dakwah yang uptodate, orisinil, hangat universal yang mudah diterima masyarakat umum terutama kalangan mahasiswa. Jadi selamat menyaksikan.. (Andy Kuswara)

read more..

0 komentar: